Lailatul Ijtima' di Masjid Roudlotus Syakirin Memperkuat Iman dan Amalan di Bulan Rajab


Padangan, 28 Desember 2024 – Masjid Roudlotus Syakirin yang terletak di Dusun Mbaru, Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan, kembali melaksanakan kegiatan Lailatul Ijtima' pada hari sabtu wage, 28 Desember 2024. Kegiatan ini dimulai pukul 20.00 WIB dan berlangsung hingga selesai. Acara yang dihadiri oleh warga setempat dan pengurus MWCNU Padangan ini diisi dengan pembahasan yang mendalam mengenai amalan-amalan utama di bulan Rajab.

Dalam kesempatan ini, acara Lailatul Ijtima' diisi dengan ceramah dari KH Achmad Dahlan, seorang ulama kharismatik yang telah dikenal luas di kalangan masyarakat. Dalam ceramahnya, KH Achmad Dahlan menyampaikan beberapa amalan penting yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Rajab. Beliau mengingatkan umat Islam untuk memperbanyak istighfar, mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan, dan menyesalinya dengan tulus. “Banyak-banyaklah istighfar dan mengingat dosa yang telah kita perbuat, karena bulan Rajab adalah waktu yang penuh berkah untuk beristighfar,” ujar KH Achmad Dahlan.Lebih lanjut, beliau juga menyarankan agar umat Islam menjalankan ibadah puasa di bulan Rajab. “Niatkan dalam hati, Ya Allah, jika Engkau memberi kesempatan, aku ingin berpuasa selama sebulan di bulan Rajab,” tambah beliau. Selain itu, KH Achmad Dahlan juga mengingatkan untuk senantiasa melafalkan doa "Robbighfirli, Warhanni Watub alayya" sebanyak 70 kali setiap pagi dan sore, sebagai bentuk permohonan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Beliau juga mengungkapkan pentingnya memanfaatkan waktu-waktu istimewa di bulan Rajab, terutama pada malam pertama Rajab dan setiap malam Jumat di bulan Rajab. "Malam-malam tersebut sangat dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan dzikir," pungkas KH Achmad Dahlan.Kegiatan Lailatul Ijtima' di Masjid Roudlotus Syakirin ini menjadi momentum bagi masyarakat setempat untuk memperdalam keimanan dan meningkatkan amal ibadah, terutama menjelang datangnya bulan Ramadhan. Acara ini mendapat sambutan hangat dari warga, yang turut serta mempererat silaturahmi dan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Share:

Kegiatan Wisata Rohani Ahad Pagi MWCNU Padangan di Masjid Roudlotus Syakirin Blimbing Purworejo

 

Pada hari Ahad Kliwon, 29 Desember 2024, masjid Roudlotus Syakirin Blimbing Purworejo Padangan menjadi saksi sebuah kegiatan yang penuh berkah dan hikmah. Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 hingga 07.00 WIB tersebut,Wisata Rohani ini dihadiri oleh sejumlah pengurus MWCNU Padangan, jajaran kyai dan ulama setempat, serta warga sekitar Masjid Blimbing Purworejo. Bahkan, tidak ketinggalan, warga dari berbagai penjuru Padangan turut serta memeriahkan acara rutinan ini.

Kegiatan yang sudah menjadi agenda mingguan ini memang menjadi momen yang dinantikan oleh banyak pihak. Dengan tujuan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus menambah wawasan keagamaan, acara diawali dengan tausiyah yang disampaikan oleh K.H. Jalaludin dari Tuban. Tausiyah kali ini mengangkat tema yang relevan dengan semangat spiritual umat Islam menjelang bulan-bulan mulia, yaitu bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan.

Dalam tausiyahnya, K.H. Jalaludin mengingatkan hadirin untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan mengamalkan amalan soleh, terutama selama bulan Rajab yang akan datang. Beliau juga menyarankan agar umat Muslim memulai puasa sunah di bulan Rajab sebagai bentuk persiapan spiritual menjelang Ramadhan. “Kita harus terus meningkatkan kualitas amal ibadah kita,karena perjalanan hidup kita semakin meninggalkan dunia semakin mendekat menuju akhirat,” ujar beliau dengan penuh khidmat.

Kegiatan yang berlangsung dengan penuh khidmat dan suasana yang akrab ini, diharapkan dapat membawa dampak positif bagi warga Padangan dan sekitarnya. Setiap pekan, Wisata Rohani ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga mempererat ukhuwah antar sesama, khususnya bagi warga NU di Padangan.Dengan keberlangsungan kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak warga yang terdorong untuk beramal soleh, mengikuti jejak langkah para ulama, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, terutama di bulan-bulan yang penuh berkah ini.

Share:

Ibu Nyai Anita Fajar Wati Terpilih Sebagai Ketua Fatayat NU Padangan dalam Konferensi III

Pada hari Selasa kliwon 24 Desember 2024, pukul 12.00 WIB, bertempat di Paudqu Nurul Qur’an, Jalakan Padangan, berlangsung kegiatan Konferensi III Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Padangan. Kegiatan yang dihadiri oleh pengurus Fatayat Cabang Bojonegoro, Ketua Tanfidziyah MWCNU Padangan, serta Ketua Muslimat MWCNU Padangan ini berjalan sukses dan penuh antusiasme.Tak hanya pengurus Fatayat NU, acara tersebut juga melibatkan seluruh pengurus PAC Fatayat Padangan, mulai dari tingkat ranting hingga banom-banom lainnya seperti IPNU, IPPNU, serta anggota Banser NU Padangan. Keberagaman peserta ini mencerminkan semangat kebersamaan dan soliditas warga NU di wilayah tersebut.

Salah satu agenda utama dalam konferensi tersebut adalah pemilihan Ketua Fatayat NU PAC Padangan yang baru. Dalam proses pemilihan yang berlangsung transparan dan demokratis, suara terbagi antara beberapa calon yang mencalonkan diri. Ibu Nyai Anita Fajar Wati memperoleh suara terbanyak, yaitu 9 suara, diikuti oleh Ibu Nyai Novi Rismawati dengan 3 suara, Neng Ria memperoleh 1 suara, serta Neng Saida yang mendapatkan 1 suara.

Dengan perolehan suara yang mayoritas, Ibu Nyai Anita Fajar Wati resmi terpilih menjadi Ketua Fatayat NU PAC Padangan untuk periode mendatang. Kemenangan ini disambut dengan antusias oleh para peserta konferensi, yang berharap kepemimpinan Ibu Nyai Anita dapat membawa Fatayat Padangan lebih maju dan berkontribusi besar dalam kegiatan sosial serta keagamaan di tingkat kecamatan.

Kegiatan ini juga mencerminkan dinamika internal organisasi yang penuh semangat, dengan harapan besar untuk terus meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat dan memperkuat peran perempuan dalam pembangunan umat. Pemilihan ini diharapkan mampu mendorong semangat juang para kader Fatayat dalam melanjutkan perjuangan NU di tingkat akar rumput.Dengan berakhirnya konferensi, para peserta berharap Fatayat NU Padangan dapat terus berkembang, berkolaborasi lebih erat dengan organisasi lainnya, serta memberikan kontribusi positif untuk umat dan bangsa.





Jurnalis:Bang Toy


Share:

Wisata Rohani di Masjid Al Muntaha Banjarjo Menggugah Spiritualitas Jama’ah



Banjarjo, Padangan – Masjid Al Muntaha yang terletak di Banjarjo menjadi pusat perhatian pada Ahad Pon, 22 Desember 2024. Ratusan jama’ah dari berbagai wilayah berkumpul sejak pagi hari untuk mengikuti kegiatan Wisata Rohani yang diselenggarakan oleh MWCNU Padangan. Acara yang dimulai pukul 06.00 WIB ini menghadirkan tausiyah penuh makna oleh K.H. Abdul Hakim Nasuha.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh para tokoh agama, termasuk beberapa kyai terkemuka di wilayah Padangan, seperti Kyai Abu Hasan, Kyai Ihsan, dan Kyai Agus Faisol. Kehadiran mereka memberikan nuansa religius yang semakin kental, sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi para jama’ah.

Sejak pagi, pengurus MWCNU bersama masyarakat sekitar Masjid Al Muntaha menyambut para tamu dengan ramah dan penuh kekhidmatan. Kehangatan sambutan ini menjadi refleksi nyata dari semangat kebersamaan yang selalu dijunjung tinggi oleh warga Nahdliyin.

Makna Tausiyah tersebut mengubah perbuatan buruk dengan kebaikan, K.H. Abdul Hakim Nasuha menyampaikan pesan yang mendalam, yakni pentingnya mengganti perbuatan buruk dengan perbuatan baik.Beliau mengutip hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, “Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan tersebut.” Tausiyah ini mengajak seluruh jama’ah untuk senantiasa melakukan introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan sesama serta Allah SWT. 

“Setiap insan pasti pernah berbuat salah. Namun, Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Jangan biarkan kesalahan membuat kita terpuruk. Bangkitlah dengan amal kebaikan yang terus-menerus,” tutur K.H. Abdul Hakim Nasuha dengan penuh kharisma.Para jama’ah terlihat antusias mendengarkan setiap kalimat yang disampaikan. Beberapa dari mereka mencatat poin-poin penting yang diharapkan dapat menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Semangat Kebersamaan yang Menginspirasi Selain tausiyah, kegiatan ini menjadi momentum silaturahmi antara pengurus MWCNU, kyai-kyai, dan masyarakat dari berbagai daerah. Nuansa kekeluargaan sangat terasa, memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.“Acara ini bukan sekadar wisata rohani, tetapi juga menjadi ajang mempererat hubungan antarjama’ah. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi umat,” ujar Kyai Agus Faisol.

Kegiatan Wisata Rohani di Masjid Al Muntaha ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas keimanan dan amal ibadah. Dengan pesan-pesan spiritual yang disampaikan, para jama’ah pulang dengan hati yang lebih damai dan semangat baru untuk menjalani kehidupan.





Jurnalis:Bang Toy



Share:

KH. Syarofudin Ismail Qoimas Isi Tausiyah Wisata Rohani Dengan Tema Menguatkan Iman dan Amal Di Masjid Darul Muttaqin Padangan


Padangan – Sebuah kegiatan wisata rohani yang penuh makna berlangsung di Masjid Darul Muttaqin, Padangan, pada Ahad Legi, 15 Desember 2024. Acara yang dimulai sejak pukul 06.00 hingga 07.00 ini dihadiri oleh sekitar 600 jama’ah dari berbagai wilayah. Dalam suasana khidmat, tausiyah yang disampaikan oleh KH. Syarofudin Ismail Qoimas menjadi inti kegiatan tersebut.

Para pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Padangan bersama tokoh masyarakat dan para kiai terkemuka turut hadir, di antaranya adalah KH. Abdul Hakim, KH. Abu Hasan, KH. Ihsan, dan KH. Agus Faisol. Kehadiran para ulama ini semakin menambah kehangatan acara yang diwarnai dengan sambutan hangat dari masyarakat sekitar. Para tamu yang berdatangan diterima dengan keramahan, mencerminkan semangat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah yang kuat.

Dalam tausiyahnya, KH. Syarofudin Ismail Qoimas menyoroti pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat. Beliau menegaskan bahwa urusan dunia tidak akan lancar dan sukses tanpa dukungan harta benda. “Demikian pula, perkara akhirat tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan amal perbuatan yang tulus dan ikhlas,” ujarnya. Pesan ini menjadi pengingat bagi para jama’ah untuk senantiasa memperkuat iman dan amal, baik dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi.


Kegiatan wisata rohani ini bukan hanya sekadar rutinitas religius, melainkan juga momentum untuk mempererat silaturahmi antarwarga, pengurus, dan ulama. Selain itu, acara ini menjadi pengingat akan pentingnya sinergi antara aspek duniawi dan ukhrawi dalam menjalani kehidupan.

Dengan kehadiran ratusan jama’ah yang antusias, kegiatan di Masjid Darul Muttaqin membuktikan betapa kuatnya semangat kebersamaan masyarakat Padangan dalam menjaga tradisi keislaman yang sarat makna. Semoga acara ini menjadi inspirasi untuk melanjutkan kegiatan serupa di masa mendatang, membangun generasi yang seimbang dalam urusan dunia dan akhirat.




Jurnalis:Bang Toy

Share:

PCNU Bojonegoro dan MWCNU Padangan Gelar LBM (Lembaga Bahtsul Masa'il) di Ponpes Miftahul Huda Serta Peringati Haul K.H. Moh. Ali Sufirman ke-18


Padangan, 8 Desember 2024 – Gedung Madrasah Aliyah Miftahul Huda, Pondok Pesantren Miftahul Huda, menjadi saksi kegiatan Lembaga Bahtsul Masail (LBM) serta memperingati Haul K.H. Moh. Ali Sufirman yang ke-18. Acara yang dilaksanakan pada Ahad Wage, 8 Desember 2024, berlangsung dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIB, dihadiri ratusan peserta dari berbagai pondok pesantren, pengurus MWCNU se-Bojonegoro dan kyai kyai.

Sebanyak 22 pondok pesantren dari wilayah sekitar turut mengirimkan delegasinya, menciptakan suasana penuh keilmuan dan kebersamaan. Pondok-pondok pesantren tersebut antara lain PP. Al Bahroin, PP. Al Hadi, PP. Irsyadut Tholabah, hingga PP. Miftahul Ulum Brabo dll.

Sebagai tuan rumah, Ponpes Miftahul Huda menyambut para tamu dengan penuh keramahan. Mulai dari penyambutan hangat, dekorasi gedung yang apik, hingga sajian khas pesantren membuat suasana semakin semarak. Para peserta, mulai dari santri hingga kyai, tampak antusias mengikuti setiap sesi diskusi.


Inti Pembahasan: Skincare dan Etika Syariah dalam Konsumsi
Dalam forum Bahtsul Masail, para peserta membahas tema menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari santri, yaitu “Bagaimana pandangan syariat terkait santri yang lebih mementingkan pembelian skincare daripada kebutuhan pokok lainnya?”

Isu ini memicu diskusi mendalam terkait hukum pembelian skincare, keabsahan akad, serta batasan antara isrof (berlebih-lebihan) dan tabdzir (pemborosan) sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat yang dijadikan rujukan antara lain:

  1. “Innallāha lā yuḥibbul-musrifīn” (Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan).
  2. “Innal-mubadzzirīna kānū ikhwanasy-syayāṭīn” (Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan).

Para kyai dan santri saling bertukar pandangan, menekankan bahwa penggunaan skincare tidak dilarang selama memenuhi syarat keperluan dan tidak melampaui kemampuan finansial. Namun, jika pembelian produk tersebut mengorbankan kebutuhan pokok seperti makan, pendidikan, atau kesehatan, maka hal itu dapat tergolong sebagai tabdzir yang diharamkan.

Diskusi juga menyoroti pentingnya menjaga niat dalam menggunakan produk skincare, yakni untuk merawat diri sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah, bukan untuk tujuan pamer atau menyombongkan diri.


Sinergi Keilmuan dan Tradisi Pesantren
Acara ini menjadi ajang bagi para pengurus NU dan pesantren untuk merumuskan pandangan syariat atas persoalan kontemporer, sekaligus mempererat silaturahmi antarpondok pesantren. Ketua panitia, Ustadz Ahmad Fathoni, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menginspirasi para santri untuk lebih memahami nilai-nilai syariat dalam kehidupan modern.

“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana belajar, tetapi juga wadah bagi para santri untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan memahami relevansi hukum Islam dengan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Kegiatan LBM ini menutup rangkaian acara Haul K.H. Moh. Ali Sufirman dengan penuh khidmat dan keberkahan. Para peserta pulang membawa ilmu baru sekaligus semangat untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



Jurnalis:Bang Toy

Share:

Wisata Rohani di Masjid Mashuri Siroj Pengkok Di Isi Oleh Habib Hadi Ba-Agil Dari Tuban



Padangan,8 Desember2024 Ratusan warga dari berbagai penjuru Kecamatan Padangan berkumpul di Masjid Mashuri Siroj Pengkok pada Ahad Wage, 8 Desember 2024. Mereka datang sejak pagi untuk mengikuti kegiatan wisata rohani yang diadakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Padangan. Acara yang berlangsung mulai pukul 06.00 hingga 07.00 pagi ini menjadi momen penuh hikmah bagi warga dan jamaah setempat dan isi tausiyah.

Yang mengikuti kegiatan tersebut terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh ulama, para kyai, hingga pengurus MWCNU Padangan,yaitu Kyai H. Agus Faisol,Kyai Lukman Hakim,Kyai Abu Hasan,Kyai Ihsan dan Kyai Suyuti Dari Kasiman.Kehadiran mereka menambah semarak kegiatan yang dirancang untuk mempererat tali silaturahim di tengah masyarakat. Tidak hanya itu, warga sekitar masjid tampak sangat antusias menyambut kegiatan ini. Senyuman dan sambutan hangat mereka mencerminkan rasa syukur atas terselenggaranya acara yang penuh makna tersebut.  

Dalam kesempatan tersebut, tausiyah disampaikan oleh Habib Hadi Ba-Agil, seorang ulama kharismatik dari Tuban.Habib Hadi membawakan ceramah bertema "Silaturahim yang Memperpanjang Umur dan Menambah Berkah Hidup."Beliau menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antarsesama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun antarumat.  

“Silaturahim tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga menjadi jalan bagi Allah untuk memperpanjang umur dan meluaskan rezeki seseorang,” ujar Habib Hadi dalam tausiyahnya. Pesan-pesan beliau disampaikan dengan gaya yang santai namun penuh makna, membuat para hadirin merasa terinspirasi dan tercerahkan.  

 
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang refleksi bersama, di mana nilai-nilai agama dipadukan dengan kebersamaan sosial. Bagi warga sekitar Masjid Mashuri Siroj, acara wisata rohani ini tidak hanya menguatkan iman, tetapi juga memperkuat kebersamaan sebagai komunitas yang saling mendukung. 

Sebagai penyelenggara, MWCNU Padangan berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. “Kami sangat berterima kasih atas antusiasme dan partisipasi semua pihak. Semoga kegiatan ini membawa manfaat yang besar bagi kita semua,”ujar salah satu pengurus MWCNU Padangan.

Wisata rohani di Masjid Mashuri Siroj Pengkok menjadi bukti bahwa kegiatan keagamaan dapat menjadi wadah yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, menghadirkan kebahagiaan, dan memberikan hikmah bagi semua yang hadir.


Jurnalis:Bang Toy

Share:

Khidmat dan Penuh Hikmah Kegiatan Lailatul Ijma’ di Mushola Roudlatul Dzakirin Desa Ngradin

Kyai Lukman Hakim Dari Ponpes Al-Hadi


 
Ngrandin, MWCNU Padangan – Kegiatan rutin Lailatul Ijma’ kembali dilaksankan di Mushola Roudlatul Dzakirin, Desa Ngradin, Kecamatan Padangan, pada Ahad Pon (1/12/2024). Acara dimulai selepas shalat Isya dan berlangsung hingga larut malam, menghadirkan suasana penuh hikmah dan kebersamaan,Sebelum memulai rangkaian acara, masyarakat desa ngradin kirim doa bersama untuk para almarhum, sebagai bentuk penghormatan dan harapan keberkahan.

Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat Desa Ngradin, para pengurus Lailatul Ijma’, serta sejumlah kiai terkemuka. Kyai Lukman Hakim dari Pondok Pesantren Al Hadi, Padangan, menjadi penceramah utama, menyampaikan tausiyah yang mengupas tema “Keutamaan Amal Bersedekah, Menghidupkan Tradisi NU, dan Nilai Berjabat Tangan Usai Sholat.” Tausiyah tersebut memberikan motivasi spiritual bagi hadirin untuk terus meningkatkan amalan dan menjaga tradisi keagamaan.



Selain itu, acara ini juga diisi dengan sosialisasi program "Si Koin Lazisnu" yang disampaikan oleh K.H. Aguszhali, atau yang akrab disapa Pak Naib. Program ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berbagi melalui mekanisme infaq dan sedekah, serta bagaimana kontribusi kecil bisa berdampak besar dalam membantu sesama.

Semarak kegiatan ini tak lepas dari sambutan hangat masyarakat Desa Ngradin yang memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, termasuk para kiai dan pengurus Lailatul Ijma’. Suguhan yang disajikan mencerminkan rasa syukur dan penghormatan terhadap para ulama yang hadir.

Dalam tausiyahnya, Kyai Lukman Hakim menekankan bahwa sedekah adalah pintu rezeki yang tak terputus, baik di dunia maupun akhirat.“Bersedekah tidak hanya membersihkan harta, tapi juga mendekatkan kita kepada Allah. Ini adalah warisan ajaran ulama NU yang harus terus kita lestarikan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga tradisi Nahdlatul Ulama (NU) sebagai benteng agama dan moral masyarakat. “Tradisi berjabat tangan setelah shalat bukan hanya simbol silaturahmi, tetapi juga menjadi penutup ibadah yang melengkapi pahala kita,dan menghapus dosa dosa kita” .

Kegiatan Lailatul Ijma’ malam itu menjadi momentum penting bagi masyarakat Desa Ngradin untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus meningkatkan kesadaran kolektif dalam menjalankan nilai-nilai keagamaan.

Dengan suasana yang penuh kekhidmatan, acara ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan bagi umat Islam, khususnya warga Desa Ngradin.


Jurnalis:Bang Toy

Share:

Kegiatan Ngaji Rutin Ahad Pagi Mempererat Silaturahmi dan Menggali Hikmah di Masjid Jami’ Nurul Iman

K.H.Nur Hidayat Dari Sragen

Padangan, 1 Desember 2024 – Suasana penuh hikmah dan kehangatan terasa di Masjid Jami’ Nurul Iman, Minggu (Ahad Pahing) pagi ini. Ratusan jamaah dari berbagai kalangan hadir dalam kegiatan ngaji rutin Ahad Pagi yang dimulai tepat pukul 06.00 WIB. Agenda ini telah menjadi tradisi mingguan yang berkeliling dari masjid ke masjid di wilayah Padangan, menghadirkan suasana religius sekaligus mempererat silaturahmi antarwarga.

Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah ulama dan umara terkemuka, di antaranya Kyai Hakim Nasuha, Kyai Haji Ikhsan, Kyai Abu Hasan, dan Kyai Faizol. Tausiyah utama pada acara kali ini disampaikan oleh Kyai Haji Nur Hidayat, seorang ulama kharismatik dari Sragen, yang membahas topik mendalam tentang hubungan antara orang yang telah meninggal dunia dengan yang masih hidup.

Dalam tausiyahnya, Kyai Nur Hidayat menekankan pentingnya menjaga amal kebaikan sebagai bekal akhirat, serta bagaimana doa dan amal dari orang yang hidup dapat memberikan manfaat bagi mereka yang telah tiada. "Hubungan ini tidak terputus begitu saja. Doa, sedekah, dan amal jariyah adalah bentuk kasih sayang kita yang terus mengalir kepada mereka yang sudah lebih dulu meninggalkan kita," ujar beliau dengan penuh kelembutan.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkokoh ukhuwah islamiyah di tengah masyarakat. Setiap minggunya, para jamaah tak hanya mendapatkan pencerahan dari ulama-ulama besar, tetapi juga merasakan semangat kebersamaan yang hangat.

Menurut panitia, agenda ngaji rutin Ahad Pagi ini diharapkan terus menjadi bagian penting dari kehidupan umat Islam di wilayah Padangan. Dengan bergilir dari satu masjid ke masjid lainnya, acara ini menjadi sarana dakwah sekaligus menjaga kebersamaan dan keaktifan masyarakat dalam meramaikan tempat ibadah.

Di akhir acara, para jamaah nampak khidmat mendengarkan doa bersama, memohon keberkahan dan kebaikan untuk semua. Kegiatan pagi ini pun ditutup dengan salam hangat di antara para jamaah, mencerminkan esensi dari keberagamaan yang damai dan harmonis.

Masjid Jami’ Nurul Iman kembali menjadi saksi bagaimana ilmu dan kebersamaan mampu menjadi pondasi kokoh bagi masyarakat yang religius dan penuh kasih.


Jurnalis:Bang Toy

Share:

Perjalanan dari Pondok ke Rumah Ketua MWCNU Margomulyo: Menyusuri Jalur Berliku Hingga Hutan Sunyi



Pada siang yang cerah, tepat pukul 13.00 WIB, saya memulai perjalanan dari pondok pesantren Miftahul Ulum Nogiri Padangan menuju rumah Ketua MWCNU Margomulyo. Dengan sepeda motor teman yang telah saya pinjam, langkah awal perjalanan ini diawali dengan persiapan matang. Sebelum berangkat, saya menyempatkan diri mengganti oli di bengkel motor terdekat untuk memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Tak lupa, saya berpamitan kepada kedua orang tua, meminta doa agar perjalanan ini lancar dan selamat.

Beberapa menit setelah meninggalkan pondok, saya tiba di Ngraho. Di sana, saya berhenti sejenak di sebuah Alfamart untuk membeli rokok, sekadar pelengkap perjalanan yang cukup panjang ini. Usai berbelanja, saya kembali menghidupkan mesin motor dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Ketua MWCNU Margomulyo.

Perjalanan mulai terasa menantang saat memasuki kawasan Alas Watu Jago. Jalanan di sana sungguh berliku-liku dengan tikungan-tikungan tajam yang menuntut konsentrasi penuh. Hingga akhirnya, saya tiba di sebuah pertigaan yang menjadi titik penting untuk masuk ke arah rumah Ketua MWCNU. Dari Ngraho, saya mengambil arah kanan, melanjutkan perjalanan ke wilayah Margomulyo.

Dari pertigaan tersebut, saya disambut oleh pemandangan hutan yang memanjang sejauh kurang lebih 19 kilometer. Sepanjang jalan, suasana terasa sunyi. Jalanan sepi dengan jurang curam di sisi kanan dan kiri, menciptakan atmosfer yang penuh kehati-hatian. Meski demikian, keindahan hutan yang rimbun memberikan nuansa segar di tengah perjalanan.

Tak terasa, perjalanan ini memakan waktu sekitar 30 menit. sebelum sampai di rumah Ketua MWCNU Margomulyo, saya sempat melihat proyek besar yang menarik perhatian, yakni Bendungan Karangnongko. Proyek yang masih beroperasi itu terlihat begitu megah, mencerminkan harapan besar untuk pengelolaan air di masa depan.

Namun, tantangan belum usai. Dari lokasi proyek, saya harus melewati jalan yang kondisinya kurang baik. Meski begitu, semangat untuk segera tiba membuat saya terus melaju. Hanya butuh sekitar dua menit perjalanan dari Bendungan Karangnongko hingga akhirnya saya tiba di rumah Ketua MWCNU Margomulyo.

Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan biasa. Jalanan yang berliku, hutan yang sunyi, hingga pemandangan proyek besar yang megah menjadi bagian tak terlupakan dari pengalaman ini. Sebuah perjalanan yang mengajarkan makna kesabaran dan tekad dalam menyelesaikan tujuan.

Sesampainya di rumah Ketua MWCNU Margomulyo, saya disambut dengan keramahan yang hangat. Rumahnya sederhana namun terasa nyaman, mencerminkan jiwa pemiliknya yang bersahaja. Setelah memarkirkan motor di halaman, saya dipersilakan masuk. Suasana rumah terasa tenang, hanya terdengar alunan lembut lantunan doa dan aktivitas ringan di sekitarnya.

Kami berbincang santai mengenai berbagai hal, terutama seputar program kerja MWCNU yang sedang berjalan di wilayah Margomulyo. Sebagai jurnalis, momen ini saya manfaatkan untuk menggali informasi lebih dalam tentang kontribusi mereka bagi masyarakat. Dengan penuh antusias, Ketua MWCNU Margomulyo menjelaskan berbagai rencana pembangunan sosial dan pemberdayaan umat yang menjadi fokus organisasi.

Tak hanya itu, kami juga berbicara tentang perjalanan yang saya tempuh untuk sampai ke sana. Beliau tersenyum mendengar cerita tentang jalanan berliku, hutan sunyi, dan jurang yang curam. “Itulah tantangan menuju Margomulyo. Tapi dari sana, kita belajar banyak tentang kesabaran dan keberanian,” katanya, sembari menyuguhkan secangkir teh hangat.


Setelah seharian penuh dengan perjalanan dan perbincangan bermakna, malam harinya saya kembali melanjutkan agenda diskusi bersama Ketua MWCNU Margomulyo. Kali ini, topiknya lebih spesifik, yakni membahas teknologi kekinian yang dapat menunjang pengelolaan administrasi Si Koin dan strategi untuk meningkatkan kualitas sebagai konten kreator website.

Di ruang tamu yang sederhana namun nyaman, diskusi dimulai dengan pembahasan administrasi Si Koin. Kami membicarakan bagaimana teknologi digital dapat diintegrasikan untuk mencatat, mengelola, dan melaporkan hasil pengumpulan koin secara lebih transparan dan efisien. Ketua MWCNU Margomulyo menyampaikan bahwa penting bagi pengurus untuk mulai beradaptasi dengan aplikasi berbasis digital, seperti spreadsheet online atau aplikasi pengelolaan keuangan sederhana, yang memungkinkan pelaporan dana dilakukan secara real-time dan dapat diakses oleh tim terkait.

“Kita perlu menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan teknologi, administrasi kita bisa lebih rapi dan transparan,” ujar beliau. Saya juga menambahkan beberapa ide, seperti memanfaatkan platform media sosial atau website organisasi untuk memberikan laporan publik secara berkala tentang alokasi dana yang telah terkumpul.

Setelah itu, kami beralih membahas peran sebagai konten kreator website. Ketua MWCNU menekankan pentingnya menyampaikan informasi yang inspiratif dan mendidik kepada masyarakat. Saya berbagi pandangan tentang tren digital terkini, seperti penggunaan infografis, video pendek, dan storytelling interaktif untuk menarik minat pembaca.

“Kita harus memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan dakwah, tetapi caranya harus relevan dengan kebiasaan generasi sekarang. Konten yang menarik dan mudah diakses adalah kunci,” jelas saya.

Diskusi juga mencakup penggunaan SEO (Search Engine Optimization) agar artikel yang diterbitkan di website MWCNU dapat lebih mudah ditemukan oleh pembaca melalui mesin pencari. Saya mengusulkan agar konten yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan pembaca lokal, seperti informasi keagamaan, agenda kegiatan MWCNU, atau cerita inspiratif dari tokoh-tokoh masyarakat di Margomulyo.

Diskusi malam itu berjalan santai namun penuh ide-ide segar. Sesekali canda tawa menghiasi obrolan kami, mencairkan suasana. Dari perjalanan ini, saya semakin yakin bahwa perpaduan teknologi dengan semangat dakwah adalah langkah strategis untuk menjawab tantangan zaman. Malam pun semakin larut, dan setelah diskusi panjang, saya berpamitan untuk beristirahat.

Hari itu ditutup dengan keyakinan bahwa teknologi bukan sekadar alat, tetapi juga jalan untuk memperkuat misi pengabdian bagi umat. MWCNU Margomulyo, dengan segala upayanya, tengah bergerak menuju transformasi yang lebih baik, dan saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari proses tersebut.


Jurnalis:Bang Toy

Share:

Tim IT MWCNU Padangan Kunjungi Ketua MWCNU Margomulyo, Bahas Pengembangan Si KOIN dan Konten Kreator Website

 

Margomulyo, 29 November 2024 – Tim IT Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Padangan mengadakan kegiatan silaturrahim dan pembekalan teknis di rumah Ketua MWCNU Margomulyo, Kyai Badrun, pada Jumat Kliwon, 29 November 2024. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 14.00 WIB hingga selesai ini dilaksanakan di Aula Matawali sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada 24 November 2024, yang diwakili oleh Toyib Anwar Utusan dari MWCNU Padangan.

Kegiatan kali ini mendapat apresiasi tinggi dari Kyai Badrun, yang menyambut hangat kedatangan Tim IT MWCNU Padangan. Dalam sambutannya, Kyai Badrun mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan atas inisiatif yang dilakukan oleh Tim IT untuk terus berkolaborasi demi kemajuan organisasi.

"Saya sangat mengapresiasi kedatangan Tim IT MWCNU Padangan. Ini adalah langkah positif untuk meningkatkan kualitas administrasi dan pengelolaan konten, baik untuk program Si KOIN maupun website MWCNU Padangan," ujar Kyai Badrun.

Puncak kegiatan ini diisi dengan sesi praktik langsung, yang memfokuskan pada pengelolaan administrasi Si KOIN (Sistem Informasi Kotak Infaq NU) dan pengembangan konten kreator di website MWCNU Padangan. Dengan bimbingan langsung dari Kyai Badrun, peserta yang hadir (Toyib Anwar) diajak untuk memahami teknis dan cara kerja administrasi Si KOIN, serta cara mengelola konten secara efektif untuk memperkuat keberadaan MWCNU Padangan di dunia maya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan MWCNU Padangan semakin maju dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan organisasi dan memperkuat daya jangkau media sosialnya. Ini adalah wujud komitmen bersama untuk membangun organisasi yang lebih modern dan efisien dalam era digital.

Jurnalis:Bang Toy

Share:

Silaturahim MWCNU Padangan: Pererat Tali Persaudaraan dan Bahas Inovasi Pengelolaan Administrasi serta Si KOIN

Sesi Ramah Tamah dengan Tuan Rumah

Margomulyo, 24 November 2024 – Silaturahim yang penuh makna dilakukan oleh pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Padangan pada Ahad Kliwon, 24 November 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Matawali, Jipangulu Ngelo Margomulyo, pada pukul 12.00 WIB hingga selesai. Kegiatan yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar pengurus NU ini dihadiri oleh sejumlah pengurus MWCNU Padangan, di antaranya Bapak Haji Aguszhali, Bapak Muslih, Bapak Nur Hidayat, dan Mas Toyib Anwar.

Ketua MWCNU Margomulyo, Kyai Badrun, memberikan sambutan yang hangat dan mengapresiasi kehadiran para pengurus MWCNU Padangan. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa terima kasih dan rasa syukur atas kedatangan rekan-rekan pengurus MWCNU Padangan. "Matursuwun atas kedatangan pengurus MWCNU Padangan ke rumah kami. Semoga silaturahim ini bisa membawa manfaat bagi kita semua, terutama dalam memperkuat sinergi antar MWCNU yang ada," ujar Kyai Badrun dengan penuh semangat.

Puncak dari kegiatan silaturahim ini adalah sesi berbagi pengalaman yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Diskusi yang hangat ini mengangkat dua topik utama, yaitu mengenai administrasi MWCNU Padangan dan teknis dalam pembuatan website resmi MWCNU Padangan. Dalam diskusi tersebut, pengurus MWCNU Padangan berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola administrasi organisasi, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbarui dan mengembangkan website MWCNU Padangan.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antar pengurus dan memajukan pengelolaan administrasi serta teknologi informasi di masing-masing Wakil Cabang NU. Silaturahim ini juga menjadi momentum penting dalam mendalami dan memahami langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan kinerja organisasi, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang.

Dengan terlaksananya silaturahim yang penuh keakraban ini, diharapkan pengurus MWCNU Padangan dan MWCNU Margomulyo dapat lebih solid dalam menjalankan program-program NU yang bermanfaat bagi umat dan masyarakat.

Selain membahas administrasi dan teknis pembuatan website, sesi silaturahim ini juga menyentuh topik yang tak kalah penting, yaitu pengelolaan Si KOIN (Sistem Informasi Kotak Infaq NU) MWCNU Padangan. Pembahasan mengenai Si KOIN ini menjadi perhatian khusus, mengingat sistem ini merupakan salah satu upaya untuk memudahkan pengelolaan infaq dan sedekah dari masyarakat untuk keperluan kegiatan sosial dan dakwah NU di tingkat MWCNU Padangan.

Dalam sesi ini, Ketua MWCNU Margomulyo berbagi pengalaman terkait penggunaan dan pengelolaan Si KOIN, yang merupakan inovasi dalam mempermudah pendataan infaq melalui teknologi. Pembahasan mencakup cara pemantauan aliran dana, transparansi penggunaan infaq, serta cara memaksimalkan potensi Si KOIN untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program-program keagamaan dan sosial NU.

Beberapa tantangan dalam pengelolaan Si KOIN juga dibahas, seperti kebutuhan untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat terkait manfaat dan tujuan dari kotak infaq digital ini. MWCNU Margomulyo berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dan berbagi ilmu kepada MWCNU yang lain agar Si KOIN tidak hanya sekadar menjadi wadah untuk menghimpun dana, tetapi juga bisa menjadi sarana yang memudahkan masyarakat dalam menyalurkan infaq secara lebih praktis dan transparan.

Dengan adanya diskusi tentang teknis pengelolaan Si KOIN ini, diharapkan sistem ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien, serta dapat menjadi model bagi Majelis Wakil Cabang NU lainnya dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pengelolaan dana umat. Dengan cara ini, MWCNU Margomulyo berupaya memperkuat fondasi keuangan untuk mendukung berbagai kegiatan sosial dan dakwah yang lebih luas dan berdampak positif bagi Warga NU.

Silaturahim yang penuh manfaat ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak inovasi di tingkat cabang dalam memanfaatkan teknologi untuk kemajuan organisasi dan kesejahteraan umat.


Jurnalis: Bang Toy

 

Share:

Babad Tanah Rowobayan

Masjid Rowobayan

Dukuh Rowobayan terletak sebelah barat dukuh Slumbung, dinamakan Rowobayan karena dahulu berwujud rowo/rawa (dataran rendah yang selalu terisi air) penuh dengan sarang nyamuk, binatang melata seperti ular, biawak, dan sejenis lainnya yang cukup berbahaya terutama lintah , disamping angker. Rawa tersebut diistilahkan Jalma mara jalma mati / sapa mara mesti mati (siapa datang pasti mati). Dan mbah Kyai Ahmad Rowobayan, salah satu dari keturunan mbah Sabil cancut tali-wanda, dengan mengucapkan Bismillahirroh maanirrokhim beliau membuka tanah rawa tersebut. Ini dilakukan pada usia yang sudah cukup senja yaitu 54 tahun. Sebagian besar dibuat sawah dan lainnya untuk perumahan dan pesantren, yang akhirnya berkembang menjadi Pondok Pesantren Terekat Naqsyabandiyah yang cukup terkenal, dan beliau sendiri sebagai mursyidnya.


Asal mula mbah Kyai Ahmad membuka tanah Rowobayan ada cerita tersendiri mengenai hal ini. Pada tahun 1880 Kanjeng RM. Tumenggung Tirta Nata (Bupati Bojonegoro periode 1878-1888) bersilaturahmi ke tempat mbah Kyai Ahmad, yang waktu itu masih di tempat lama yaitu di Kuncen bagian utara dekat dengan tepi Bengawan Solo. Ndoro Kanjeng dawuh : “Daripada rumah Kyai dimakan jurang/longsor, bilamana Kyai berani dan bersedia menempati tanah rawa di selatan desa ini, saya hadiahkan kepada Kyai selamanya”. Akhirnya tawaran tersebut diterima oleh mbah Kyai Ahmad.


Mbah Kyai Ahmad dilahirkan di Kuncen Padangan pada Kamis Kliwon tanggal 5 Robiul Awal 1247 H/1831 M, seperti yang diterangkan dalam catatan harian beliau yang ditulis dengan huruf arab pego berbahasa campuran Arab dan Jawa, menyebutkan bahwa KH. Ahmad lahir pada tahun 1247 H. “Hijratun Nabi Sallallahu ‘alaihi Wasallam sanah bak, 1247, Syahru ar-Rabi’al Awwal, tanggal kaping gangsal dinten Khamis Kaliwon, dhahiripun Khajji Ahmad ibn Munada, umur 47 ngagem tismak”, artinya “Tahun 1247 H, tahun Bak, bulan Rabiul Awal, tanggal 5, hari Kamis Kliwon, lahirlah Haji Ahmad bin Munada, ketika umur 47 memakai kaca mata”.


Pada buku edisi sosialisasi yang lalu disebutkan, tahun tersebut sama dengan tahun 1826 M, ternyata sesuai dengan penelitian Bapak Ali Mufrodi salah satu staff pengajar di IAIN Sunan Ampel Surabaya, tahun tersebut bertepatan dengan tahun 1831, karena 1 Muharram 1247 jatuh pada tanggal 12 Juni 1831. Sedangkan beliau lahir pada bulan Rabiul Awal, sehingga lahirnya sekitar tanggal 15 Agustus 1831, dengan perhitungan bahwa dari 1 Muharram ke 5 Rabiul Awal adalah 30+29+5 hari = 64 hari. Atau bulan Juni (30 hari – 12 hari = 18 hari) ditambah Juli 31 hari dan Agustus 15 hari sama dengan 64 hari. Bulan Juni adalah 30 hari dan Juli ialah 31 hari, sedang 30 hari adalah bulan Muharram dan 29 hari adalah bulan Safar, atau sebaliknya, karena umur satu bulan Qomariyah (lunar system) kadangkala 29 atau 30 hari.


Menurut mbah Kyai Abdurrahman Rowobayan – salah satu guru/mursyid Tarekat Naqsyabandiyah yang sekali gus cucu mbah Kyai Ahmad - bahwa lahirnya mbah Kyai Ahmad bersamaan dengan berdirinya Masjid Padangan DARUL MUTTAQIN. Ayah mbah Kyai Ahmad bernama Kyai Munada yang berasal dari Dusun Pendaratan, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, tanah Bagelen. Kyai Munada adalah salah satu prajurit Pangeran diponegoro yang dikejar-kejar oleh Kompeni Belanda, yang melarikan diri hingga tiba ditanah Padangan. Hal ini terjadi sekitar tahun 1825 M. Kyai Munada datang ke Padangan bersama 2 orang temannya, yaitu :

• Jokoriyo ( Zakariya ).

• Nur Salim.


Selama di Padangan, Kyai Munada rupanya tidak hanya “mampir” untuk bersembunyi dari kejaran serdadu Belanda, tetapi beliau juga membina kehidupan rumah tangga, dan menikah dengan putri Kyai Nursadin ( ibunya mbah Kyai Ahmad ), salah satu putra wayah keturunan dari mbah Sabil. Hingga akhir hayatnya, Kyai Munada masih menetap di Kuncen-Padangan. Beliau dimakamkan di pemakaman umum Rowobayan, tempatnya berada disebelah selatan makam mbah Jabbar.

Makam Mbah Kyai Munada di Pemakaman Rowobayan

Sedangkan teman Kyai Munada yaitu Jokoriyo (Zakariya) menikah dengan gadis asal Brangkal, Batokan, Kecamatan Kasiman. Yang pada akhirnya mempunyai putra bernama Fatawi (Mbah Kyai Fatawi Ngroto). Teman satunya yaitu Nur Salim mendapatkan jodoh dari Ngujung, Kecamatan Malo (Celangap ke utara-nyeberang Bengawan Solo). Hingga akhir hayatnya beliau masih menetap di Ngujung dan dimakamkan disana.


Salah satu riwayat menyebutkan bahwa pada zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia, salah satu pahlawan yaitu Pangeran Diponegoro memiliki pasukan yang bermarkas di Desa Ngasinan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Pasukan tersebut dipimpin oleh seorang panglima perang bernama Tanggono Puro dengan seorang penasehat bernama Kyai Kasan Wirodikromo. Kyai Kasan sendiri mempunyai nama asli Sayyid Abu Bakar Alaydrus. Pasukan tersebut berhasil melakukan tugasnya yaitu memutus jalur hubungan Belanda Jawa Tengah dan Jawa Timur dari daerah Lasem hingga Pacitan walaupun hanya dalam waktu 3 hari. Oleh Pangeran Diponegoro pasukan itu diberi gelar “MALANG NEGORO”. Walaupun hanya 3 hari, tapi momen tersebut menunjukkan eksistensi perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya dan perjuangan Pangeran Diponegoro pada khususnya. Sedangkan Tanggono Puro dan Kyai Kasan dimakamkan di Desa Ngasinan, Kecamatan Padangan. Hingga saat ini masyarakat setempat menjuluki Tanggono Puro sebagai Mbah Malang Negoro.

Makam Kyai Kasan atau Sayyid Abu Bakar Alaydrus di Pemakaman Ngasinan



Makam Tanggono Puro yang berdekatan dengan makam Kyai Kasan


Ahmad kecil dibesarkan dalam sebuah keluarga yang bersahaja, kedua orang tuanya seperti kebanyakan rakyat terjajah, namun kedua orang tuanya berkeyakinan mampu mengantarkan putranya menjadi orang ahli dalam ilmu agama. Sebagai seorang ayah, tentunya Kyai Munada menginginkan anaknya menjadi seorang pemimpin, berilmu, punya wawasan, tangguh dan banyak integritas (jujur dan dapat dipercaya) baik kepada agama maupun bangsanya.


Ahmad kecil belajar mengaji pada orang tuanya, dan berkelana mencari ilmu agama Islam ke Pesantren Langitan, Widang, Kabupaten Tuban. Pada masa tersebut Langitan adalah salah satu pesantren yang terkenal dengan ilmu alat-nya (Bahasa Arab), sehingga dapat dimaklumi bahwa pemuda Ahmad juga mahir dalam ilmu ini. Banyaknya buku yang dipunyai Ahmad dalam bahasa Arab yang membuktikan akan hal itu. Setelah petualangan pemuda Ahmad dalam menuntut ilmu di Langitan dirasa cukup, ia melanjutkan nyantri di salah satu pesantren asuhan mbah Kyai Sholeh Darat Semarang.


Sedikit ulasan tentang Kyai Sholeh Darat. Nama aslinya adalah Muhammad Shalih bin Umara al-Shamarani yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai Shaleh Darat, adalah seorang ulama besar pada zamannya. Ketinggian ilmunya tidak hanya bisa dilihat dari karya-karya monumental dan keberhasilan murid-muridnya menjadi ulama-ulama besar di Jawa, tetapi juga bisa dilihat dari pengakuan penguasa Mekkah saat ia bermukim disana. Ia dinobatkan menjadi salah seorang pengajar di Tanah Suci tersebut. Selain itu, ia adalah seorang ulama yang sangat memperhatikan orang-orang Islam awam dalam bidang agama. Ia menulis ilmu Fiqih, aqidah, tasawuf, akhlak dengan bahasa yang mudah dipahami orang awam, yakni dengan bahasa Jawa.


Ayahnya Kyai Umar merupakan salah seorang pejuang dan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro di Jawa bagian utara, Semarang, disamping Kyai Syada’ dan Kyai Murtadha Semarang. Kyai Shalih darat dilahirkan di Desa Kedung Cumpleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sekitar tahun 1820 M. Sedangkan informasi lainnya menyatakan bahwa Kyai Shalih Darat dilahirkan di Bangsri, Jepara. Ia wafat di Semarang pada 28 Ramadhan 1321 H/18 desember 1903 M. Ia disebut Kyai Shalih Darat karena Ia tinggal di kawasan yang bernama Darat, yaitu suatu daerah di pantai utara Semarang, tempat mendarat orang-orang dari luar Jawa. Kini daerah tersebut masuk wilayah Semarang Barat


Mbah Kyai Ahmad juga termasuk alim dalam ilmu Tasawuf. Ilmu yang terakhir ini didapat dari mbah Kyai Sholeh Kasuman Pati, sedangkan mbah Kyai Sholeh Kasuman Pati dari Syech Utsman Fauzi bin Yusuf Jabal Qubais. Belakangan setelah naik haji, Kyai Ahmad berbai’at langsung kepada Syech Ustman Fauzi bin Yusuf Jabal Qubais. Setelah dianggap mumpuni , Kyai Sholeh Kasuman Pati memberikan izin kepada Kyai Ahmad sebagai mursyid Tarekat di Rowobayan.

Sebagai tanda menjadi mursyid, mbah Kyai Sholeh Kasuman Pati memberikan “hadiah” berupa dua buah kitab Tarekat, yaitu:

 Hablul Matin (Tampar sing kuat – tali yang kuat).

 Risalatul Ajibah (Lembaran sing nggawokna - lembaran yang mengagumkan).

Kedua kitab tersebut masih tersimpan rapi hingga kini. Setelah mendapat “perkenan” dari gurunya, akhirnya beliau mendirikan pesantren Tarekat Naqsyabandiyah di Rowobayan. Perkenan atau barokah, merupakan salah satu tata nilai yang hidup di pesantren, berkah dari guru berarti kedamaian bagi murid, dan nilai-nilai seperti itu terkadang berlaku secara simbolik. (Tentang Tarekat Naqsyabandiyah dibahas di bab lain)


Link Asal: https://menakanggrung.blogspot.com/2008/03/babad-tanah-rowobayan.html?m=1 

Share:

Total KUNJUNGAN

SATU KOMANDO PBNU

Viral 30 hari Terahir

Postingan Populer

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Comments

3-comments

About

FOLLOW ME

LATEST

3-latest-65px

Social

Social

Slider

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

Featured Posts

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Recent Post

Recent Tabs

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Header Background

Header Background
Header Background Image. Ideal width 1600px with.

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Section Background

Section Background
Background image. Ideal width 1600px with.

Section Background

Section Background
Background image. Ideal width 1600px with.

Text Widget

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate another link velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Section Background

Section Background

Search This Blog

Contact us-desc:Feel free to contact us at anytime about our courses and tutorials.

Nama

Email *

Pesan *

My Gallery

Recent

slider

Recent

Recent

Navigation

SEARCH

Random

About

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

BTemplates.com

Blogroll

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Featured Posts

Featured Posts

Featured Posts